Kamis, 24 September 2009

Siapkan Hidangan Lebaran UTAMAKAN MENU PANGAN LOKAL

Siapkan Hidangan Lebaran
UTAMAKAN MENU PANGAN LOKAL


* Sudah menggejala bahwa makanan roti kurang diminati bagi tamu saat lebaran. Panganan/snack lokal nampak lebih menjadi pilihan seperti tape ketan, carang gesing dan lain-lain. Maka masyarakat sebaiknya menyiapkan hidangan lebaran lebih variatif tidak monoton roti.
* Rupanya masyarakat Indonesia sudah mulai tidak menganggap roti sebagai makanan istimewa, bahkan ada kesan jenuh. Tamu halal bihalal cenderung memilih makanan tradisional dalam kunjungan silaturahmi antar kerabat. Terlebih karena usai melaksanakan ibadah puasa banyak yang memilih makanan yang segar, manis, bahkan yang bernuansa tradisional. Bahkan hidangan seperti buah pisang, dawet, nogosari, dan lain-lain lebih dipilih untuk dikonsumsi.
* Kesan bahwa masyarakat jenuh mengkonsumsi roti, lebih-lebih roti kering, sesunggunnya telah merupakan gejala umum. Selain tidak ada nuansa yang istimewa rasa roti kering juga cenderung monoton. Bahkan hanya sebagian jenis roti kering yang memiliki rasa yang benar-benar enak.
* Kondisi demikian sesungguhnya merupakan momentum yang sangat baik dan menguntungkan bagi masyarakat. Pertama, bagi petani merupakan kesempatan untuk memproduksi berbagai makanan dengan bahan baku lokal dengan kreatifitas semaksimal mungkin. Kedua, bagi masyarakat konsumen merupakan peluang yang baik untuk menunjukkan rasa nasionalisme bahwa telah mengutumakan makanan dari bahan baku lokal dan tidak memilih makanan roti yang notabene dari bahan baku impor (gandum).
* Dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia, sekaligus dalam upaya pemberdayaan ekonomi dalam negeri memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal dan mengurangi bahan baku impor sesungguhnya sudah sangat mendesak. Apabila pemanfaatan bahan baku lokal terus dipacu maka akan memperkuat pasar produk domestik tersebut. Sebaliknya impor gandum yang serba dipermudah sesungguhnya menyebabkan petani/masyarakat Indonesia kurang memiliki semangat untuk memproduksi.
* Gejala seperti di atas menunjukkan bahwa dari aspek selera, sebenarnya masyarakat tidak ada masalah dengan makanan lokal. Nampaknya yang terjadi masyarakat sering terjebak pada rasa gengsi bahkan cenderung latah. Kejenuhan terhadap makanan sejenis roti (berbahan dasar gandum) merupakan satu pergeseran alamiah yang positif





Bantul, 16 September 2009
Regards,
Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Kamis, 10 September 2009

Tiap Tahun Tikus Timbulkan Kerugian Petani Argosari

Tiap Tahun Timbulkan Kerugian Petani Argosari
2314 Ekor Tikus Dibantai dalam Gropyokan

* Dalam periode tiga minggu terakhir sebanyak 2314 ekor tikus berhasil dibantai di Bulak Gubug Argosari Kecamatan Sedayu. Pembantaian dilakukan dalam kegiatan Gropyokan tiap dua hari sekali, sejak tanggal 18 Agustus - 9 Spetember 2009. Yaitu sejak tanaman padi di Bulak Gubug dipanen. Gropyokan dilakukan sambil menunggu sama tanam padi berikutnya.
* Hama tikus telah menjadi ancaman endemi di wilayah Argosari dan sekitarnya. Populasi tikus di daerah tersebut memang cukup sulit diatasi karena adanya jalur rel kereta api sepanjang 1500 m dan gundukan-gundukan tanah di tengah sawah. Upaya gropyokan juga mengalami hambatan karena adanya jalur rel kereta api tersebut, sebab setiap tikus lari bersembunyi di lubang pada tanggul rel kereta api para petani tidak berani lagi membongkar liang persembunyian tikus. Sehingga jalur rel kereta api tersebut telah menjadi sarang tikus terpanjang di Bantul.
* Sedangkan gundukan-dundukan di tengah sawah (menyerupai tanah tegalan) juga menjadi hambatan gropyokan karena ternyata pemiliknya adalah orang-orang bukan penduduk asli.
* Gropyokan tikus di kelompok tani Gubug melibatkan sekitar 30 orang anggota kelompok tani dibantu oleh tenaga teknis dari BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura) DIY. Gropyokan menjadi metode pengendalian hama tikus yang dinilai cukup efektif karena para petani langsung bisa memastikan bahwa tikus tersebut telah mati. Sedangkan metode lain seperti pemasangan umpan (klerat) dan metode pengasapan menggunakan karbid ataupun belerang hasilnya tidak bisa dipastikan. Karena petani tidak bisa tahu apakah tikus-tikus tersebut telah benar-benar mati atau tidak.
* Yang memprihatinkan adalah bahwa serangan hama tikus sepertinya tidak mereda dari tahun ke tahun sekalipun telah dilakukan gropyokan pada saat lahan bero (tidak ada tanamannya). Gerakan gropyokan memang hanya bisa dilakukan ketika lahan sedang bero agar tidak merusak tanaman yang ada.
* Memang benar bahwa serangan hama tikus di Argosari tidak sampai menyebabkan tanaman puso (gagal panen), namun tingkat serangannya dari musin ke musim tidak kurang dari 10%. Sehingga kerugian yang ditimbulkan adalah per hektarnya sekitar 0,7 ton gabah kering panen (GKP) atau senilai Rp. 1.580.000,- per hektarnya sehingga untuk wilayah Argosari saja yang luas tanaman padinya 250 Ha akan menimbulkan kerugian sebesar Rp. 295.400.000,- per musim panen.
* Dinas Pertahut Kabupaten Bantul sangat menghargai dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kelompok tani Gubug Argosari yang secara swakarsa telah melakukan gropyokan tikus.


Bantul, 10 September 2009
Regards
Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Rabu, 26 Agustus 2009

Gula Pasir Sulit Digantikan Gula Jawa

PETANI TEBU DIHARAPKAN NIKMATI HARGA GULA

* Memasuki bulan Ramadhan gula pasir maupun gula jawa harganya melambung. Hal tersebut mengejutkan, mengingat pada saat yang sama masa giling pabrik gula masih berlangsung. Sangat wajar bila petani tebu berharap ikut menikmati tingginya harga gula pasir tersebut
* Kenaikan harga gula saat ini yang mencapai level Rp 10.000/kg sebenarnya agak sulit dipahami. Mengingat sekarang ini pada pabrik gula di berbagai daerah masih berlangsung masa giling tebu, termasuk PG Madukismo di Bantul. Artinya saat ini sebenarnya stok gula dalam negeri cukup tinggi sehingga lumrahnya bahwa harga gula mestinya normal. Namun kenyataan harga gula naik rata-rata Rp 1000/kg.
* Adalah wajar bahwa kalangan petani tebu sangat berharap memperoleh kenaikan keuntungan dari tingginya harga gula pada masa panen tebu tahun ini. Saya selaku Ka Dipertahut Bantul juga sangat mengharapkan hal tersebut. Namun sayangnya bahwa tidak seluruh tanaman tebu di Bantul merupakan tanaman yang dikelola petani, melainkan banyak kebun tebu yang dikelola langsung oleh PG Madukismo. Tingginya harga gula saat ini diharapkan memberikan rasa lega para petani tebu dan diharapkan pula akan memacu minat petani menanam tebu pada waktu yang akan datang.
* Dalam hal ini bagi kelompok tani yang melakukan kemitraan budidaya tebu nenggunakan pola kemitraan KSU (Kerja Sama Usaha) dapat pula melakukan pendekatan kepada pihak PG untuk meminta bagi hasil penggilingan tebu bukan dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk gula. Kemudian gula tersebut dapat dijual sendiri oleh petani di pasar konsumen. Namun diakui bahwa bagi petani yang lahannya disewakan kepada pihak PG maka harus merasa rela bahwa keuntungan dari kenaikan harga gula sekarang ini akan sepenuhnya menjadi milik pabrik gula.
* Alternatif gula jawa. Namun bagi konsumen, mahalnya gula pasir sekarang ini ternyata tidak bisa mengganti dengan gula jawa begitu saja. Sebab pada saat yang sama ternyata harga gula jawa juga mengalami hal yang sama yakni harganya naik, bahkan rata-rata setara dengan harga gula pasir yakni berkisar antara Rp 9500-11.000/kg. Tingginya harga gula jawa ini ternyata juga tidak sebanding dengan harga kelapa yang dirasa oleh petani terlalu rendah, yakni sekitar Rp 700-1000/butir
* Kenaikan kedua jenis gula tersebut yang terjadi pada awal bulan puasa benar-benar tidak terduga. Sebab biasanya kenaikan baru terjadi ketika menjelang lebaran





Bantul, 26 Agustus 2009
Regards,
Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Kamis, 20 Agustus 2009

SAATNYA SERIUS GARAP KEDELE

  • Tak terbantahkan bahwa kedelai telah merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia . Ketika tingkat kesejahteraan rakyat meningkat, penduduk tidak cukup hanya makan karbohidrat (nasi), maka tempe dan tahu merupakan pilihan favorit sebagai sumber protein. Namun intensifikasi produksi kedele belum tergarap dengan baik
  • Tempe dan tahu merupakan sumber protein paling aman bagi kesehatan. Masyarakat yang makin maju dan terpelajar justru menyadari hal tersebut. Penderita kolesterol tinggi, jantung, dan lain-lain memilih tempe dari pada daging. Dan tempe terbuat dari kedele. Namun ketersediaan kedele yang berasal dari produksi dalam negeri saat ini baru bisa untuk mencukupi sekitar 35 % dari kebutuhan nasional tiap tahunnya.
  • Indonesia sebagai negara yang paling kaya memiliki sumber daya lahan, sangat ironis jika terus menggantungkan diri dari kedele impor. Mengingat sebagai bahan makanan pokok maka ketergantungan tersebut dapat menjadi alat negara lain (produsen) untuk mendikte Indonesia.
  • Intensifikasi Produksi. Dalam kondisi tersebut program intensifikasi produksi kedele di Indonesia justru belum mendapat perhatian yang memadai. Dasawarsa 80 an dan 90 an yang lalu Indonesia pernah menjalankan program Insus (Intensifikasi khusus), Supra Insus, dan Upsus (Upaya khusus) dalam upaya peningkatan produksi kedele. Namun justru ketika kebutuhan kedele terus meningkat, sudah sekitar 15 tahun tidak ada lagi program sejenis. Memang benar bahwa pada 3 tahun terakhir petani diberikan subsidi benih. Namun yang juga sangat diperlukan adalah teknik budidaya untuk meningkatkan produkstivitas.
  • Akibat dari minimnya program intensifikasi produksi kedele, kondisi tanaman kedele di lahan-lahan petani akhir-akhir ini memang terlihat cukup memprihatinkan. Terkesan cukup menonjol bahwa tanaman kedele kurang mendapat perawatan dari petani. Bahkan ada kesan petani sekedar menanam benih lantas dibiarkan tanpa upaya pemeliharaan yang cukup. Sementara dalam upaya peningkatan produksi sangat direkomendasikan selain penggunaan benih unggul, tanaman kedelai mestinya juga harus dipupuk, dibuat saluran irigasi / drainasi, serta disiang. Akibatnya dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi peningkatan tingkat produktivitas yang signifikan (kab. Bantul sekarang ini 1,4 ton/Ha, dengan luas tanam rata-rata 4.500 Ha/tahun)
  • Namun nampaknya yang paling essensi adalah perlunya rangsangan bagi petani berupa tingkat harga jual yang memadai. Selama ini di luar musim panen kedele, harga kedele mencapai Rp 8.000 /kg. Sementara begitu memasuki musim panen harga kedele cepat merosot menjadi sekitar Rp 4.500. Kondisi tersebut menjadikan petani tidak tertarik untuk menekuni komoditas kedele, karena petani juga tidak memiliki kekuatan unuk menghadapi harga pasar.
  • Apabila pemerintah tidak bisa menyangga harga pada level yang menguntungkan maka alternatifnya adalah perlunya segera dibatasi impor kedele. Jika impor sedikit, maka kedele lokal akan terangkat harganya. Bahkan bila terpaksa terjadi kelangkaan kedele dan harganya menjadi sangat mahal maka diyakini akan memacu kalangan petani untuk berlomba memproduksi kedele.
Terlampir foto: petani di Cepoko, Desa Trirenggo, Bantul, sedang mengamati tanaman kedele.

Bantul, 20 Agustus 2009
Ir. Edy Suhariyanta, MMA
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul

Kamis, 13 Agustus 2009

BANTUL KEMBANGKAN BIBIT TEMULAWAK


  • Temu lawak mengandung zat untuk memperbaiki fungsi ginjal dan hati, dan jamu merupakan produk khas Indonesia. Namun jika aspek pembibitan tidak ditangani dikhawatirkan akan direbut oleh Korea Selatan dan India
  • Di Bantul sendiri tiap tahun terdapat tanaman temulawak seluas 737 Ha, seperti di Imogiri, Pajangan, Sedayu dan Dlingo. Namun komoditas temulawak selama ini kurang berkembang karena penanganan masih dominan pada sub sistem budidaya (on farm). Kegiatan on farm berakhir pada diperolehnya umbi hasil panen. Sedangkan penjualan temu lawak oleh petani berupa komoditas kepada perusahaan-perusahaan jamu selalu mengalami hambatan adanya broker/calo dan akses harga. Oleh karenanya kebijakan Pemkab saat ini dan ke depan adalah mendorong agar petani juga menangani subsistem pengolahan hasil dan pemasaran
  • Dengan menangani pengolahan hasil oleh kalangan petai sendiri, petani dapat menjual dalam bentuk produk jamu atau racikan ramuan kesehatan lainnya. Harapannya petani akan mendapatkan nilai tambah. Pengolahan hasil panen yang selama ini telah berkembang perlu didorong terus agar terjadi percepatan, baik dari segi pengembangan jenis produk olahan maupun dalam volume produksi.
  • Sentra produksi jamu gendong di Canden Jetis dan Argodadi Sedayu perlu terus diarahkan agar lebih diminati konsumen (dari aspek kebersihan/hygienitas, cara penyajian, dll). Juga perajin/produsen racikan sederhana (di Kunden Imogiri) dan jamu racikan modern juga perlu didorong terus. Karena home industri tersebut akan menjadi pasar lokal yang penting. Sehingga pemasaran temulawak dan hasil biofarmaka lain tidak terlalu tergantung perusahaan jamu besar. Disamping alasannya karena kepada perusahaan tersebut petani hanya bisa menjual dalam bentuk hasil segar. Selama ini jamu racikan modern dari Bangunjiwo Kasihan telah diserap secara rutin oleh hotel-hotel di Bali untuk melayani para wisatawan mancanegara. Baik berupa jamu yang diminum, bahan lulur tubuh, maupun sebagai bahan untuk layanan SPA bagi wanita.
  • Tantangan pembibitan. Tantangan terbesar adalah bahwa urusan pembibitan tanaman biofarmaka ini mendapat perhatian. Program pembibitan yang dibiayai pemerintah selama ini baru terbatas pada komoditas tanaman pangan dan hortikultura utama (sayuran).Oleh karenanya pembibitan temulawak masih terbentur persoalan kesulitan benih sumber, ketentuan standar mutu, pengawasan terhadap penangkar dan sertifikasi benih. Namun demikian, meski banyak tantangan, kabupaten Bantul bertekad akan menseriusi menggarap program pembibitan temulawak. Mengingat dimilikinya potensi tanaman, dimilikinya home industri pengolah dan menguatnya kebutuhan pengobatan alternatif.


Bantul, 13 Agustus 2009
Regards,
Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Senin, 03 Agustus 2009

ELNINO : PETANI DIHIMBAU TIDAK CEMAS

Dampaknya Diperkirakan Terjadi Pada Akhir Musim Kemarau


  • Dampak elnino tahun 2009 diprediksi akan dirasakan pada akhir musim kemarau karena dampak elnino adalah berupa kemarau panjang yang kering. Oleh karenanya petani dihimbau untuk melaksanakan pola tanam MT III 2009 (MT : Musim Tanam) ini tanpa disertai dengan rasa cemas.
  • Himbauan tersebut perlu disampaikan, mengingat masyarakat cenderung panik begitu mendengar akan terjadinya elnino pada tahun ini. Padahal kemarau panjang yang kering itu baru akan dirasakan pada akhir musim kemarau nanti. Yakni jika pada kondisi iklim yang normal, musim kemarau akan berakhir pada minggu keempat Oktober, maka apabila dampak elnino benar-benar akan terjadi berarti berakhirnya musim kemarau akan mundur. Seberapa lama mundurnya musim kemarau akan tergantung panjangnya musim kemarau yang terjadi.
  • Dengan kata lain permulaan musim penghujan akan mundur, yang apabila pada situasi normal hujan mulai turun pada minggu pertama November, elnino akan menyebabkan permulaan musim penghujan mundur. Sehingga dampak elnino bagi sektor pertanian pada 2009 ini adalah tertundanya jadwal tanam MT I. Dilihat dari resiko penurunan produksi pertanian maka dampak elnino baru akan dirasakan sekitar bulan Februari-Maret 2010. Yaitu jika pada situasi normal pada bulan-bulan tersebut sudah terjadi panen MT I maka akibat elnino panen MT I baru akan terjadi pada April-Mei 2010.
  • Atas perhitungan tersebut maka pelaksanaan MT III sekarang ini hampir dipastikan tidak akan terpengaruh oleh dampak elnino. Artinya bahwa hingga bulan Oktober yang akan datang situasi iklim akan berlangsung normal. Yakni tidak akan terjadi curah hujan mengingat memang periode tersebut merupakan musim kemarau. Kegiatan sektor pertanian sejak saat ini hingga bulan Oktober akan berlangsung dengan situasi cuaca maupun iklim sama dengan musim-musim kemarau tahun biasa. Bahkan selama periode Agustus-September 2009 kondisi lengas (kadar air pada lapisan olah tanah) kondisinya kemungkinan lebih baik mengingat terjadi perpanjangan musim hujan selama satu bulan pada Juni kemarin.
  • Kebutuhan air untuk tanaman hingga bulan September yang akan datang sepenuhnya mengandalkan sisa-sisa curah hujan yang turun ke bumi pada musim penghujan yang lalu.
  • Sebagaimana disebutkan di atas elnino akan berdampak mundurnya MT I 2009-2010. Artinya dilihat dari ketersediaan waktu untuk memproduksi bahan pangan 2010 mengalami pengurangan waktu akibat mundurnya permulaan musim penghujan, sehingga yang harus diantisipasi adalah menurunnya produksi bahan pangan 2010. Terkait dengan hal tersebut kami menghimbau agar mulai dipersiapkan antisipasi terutama berupa penyediaan stok pangan oleh Bulog. Namun alangkah lebih baik apabila tugas menyediakan stok pangan dimaksud sebagian diserahkan kepada pemerintah daerah.
  • Untuk kabupaten Bantul bagi wilayah yang lahan sawahnya masuk kategori irigasi yang baik, yaitu sekitar 12.000 Ha sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan akan terkena dampak elnino, sedangkan bagi sekitar 4.200 Ha sawah yang irigasinya kurang baik dan sekitar 6.600 Ha lahan kering diperkirakan akan sangat merasakan terkena dampak elnino, karena pada lahan tersebut tidak tersedia sumber air yang bisa diakses

Bantul, 3 Agustus 2009
Regards,
Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Sabtu, 25 Juli 2009

BANTUL SANGAT MEMERLUKAN HUTAN BAKAU

Hari ini dilakukan penanaman 5000 batang

  • Hari ini Senin (27/7) / besok lusa diagendakan dilakukan penanaman hutan bakau di pantai Tirtohargo Kretek. Penanaman sebanyak 5000 batang yang diprakarsai oleh PMI Bantul dan Dipertahut Bantul tersebut dimaksudkan untuk menahan abrasi laut Selatan dan untuk antisipasi kemungkinan terjadinya tsunami.
  • penanaman hutan bakau hari ini akan dipusatkan di pantai Baros desa Tirtohargo Kretek, yakni pada lokasi muara sungai Opak yang selama ini sering berubah-ubah letak. Setelah dicermati oleh Dipertahut Bantul dilokasi tersebut ternyata terdapat sekitar 20 Ha lahan-lahan pesisir yang apabila air laut pasang lahan tersebut tergenang air. Bahkan lahan tersebut dengan laut selatan saat ini hanya dipisahkan oleh gundukan pasir yang memanjang dari timur ke barat yang setiap hari gundukan pasir tersebut makin berkerang oleh abrasi laut (gerusan ombak laut selatan).
  • Dikhawatirkan apabila gundukan pasir tersebut habis maka areal seluas 20 Ha tersebut akan berubah menjadi laut. Oleh karenanya sangat diperlukan hutan bakau yang lebat guna memperkuat struktur tanah agar tidak mudah tergerus ombak, sekaligus akan menjadi penghalang/pematah jika sewaktu-waktu terjadi bencana tsunami.
  • Penanaman 5000 batang pohon bakau kali ini memanfaatkan bantuan dari PMI negara Jerman. Namun bibit sebanyak itu hanya akan mencukupi sekitar 15% lokasi yang dinilai rawan oleh abrasi maupun sering berpindahnya muara sungai. Penanaman kali ini juga belum menjangkau gundukan pasir yang selama ini menjadi pembatas antara lahan 20 Ha tersebut dengan laut. Tanaman bakau yang ditanam hari ini bibitnya seluruhnya diambil dari Jepara Jawa Tengah.
  • Dipertahut Bantul mengakui bahwa penemuan lokasi yang sangat memerlukan hutan bakau di wilayah BAntul tersebut sebagai temuan yang belum lama didapatkan. Selama ini berbagai pihak menilai bahwa wilayah pantai kabupaten BAntul tidak cocok dan tidak memerlukan hutan bakau.
Bantul, 25 Juli 2009
Ka. DIPERTAHUT Bantul

Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Jumat, 24 Juli 2009

IKLIM MAKIN SULIT DITEBAK.

Dikhawatirkan Merugikan Sektor Pertanian

  • Petani di wilayah Kretek, Bambanglipuro dan Pajangan Bantul hari Jumat (24/7) terkejut dengan turunnya hujan yang cukup lebat. Padahal saat ini sudah memasuki bulan kedua musim kemarau. Curah hujan tersebut dikhawatirkan akan membahayakan tanaman bawang merah dan tembakau yang saat ini rata-rata umur satu bulan di Bantul.
  • Pada bulan Mei hingga Juni lalu cuaca sudah dirasakan tidak normal ketika memasuki musim kemarau ternyata masih terjadi hujan, bahkan periode tersebut mencapai 30 hari (sebulan). Pada saat itu sejumlah petani di Bantul ada yang merasa ragu-ragu, terutama pada lahan-lahan yang pengairannya kurang, yakni apakah curah hujan tersebut cukup untuk melakukan budidaya/usaha tani padi ataukah tidak.
  • Ketika saat ini sering terjadi gerimis dan bahkan terjadi curah hujan agak lebat mengakibatkan spekulasi dan dampak yang sulit diduga, antara lain :
  1. Kekhawatiran terhadap kondisi tanaman bawang merah dan tembakau yang berumur 2-4 minggu. Sebagaimana dimaklumi saat ini di Bantul terdapat tanaman tembakau seluas 440 Ha dan tanaman bawang merah seluas 700 Ha. Kedua jenis tanaman tersebut adalah tipe tanaman yang sangat tidak cocok dengan curah hujan tinggi. Apabila curah hujan sebagaimana terjadi kemarin akan terjadi berulang kali pada waktu yang akan datang dan dengan curah hujan yang lebih tinggi maka dikhawatirkan akan mengganggu kondisi kedua tanaman tersebut. Karena akar tanaman temabakau dan bawang merah jika tanahnya terlalu basah menyebabkan tanaman akan layu.
  2. Hujan yang agak lebat sekarang ini menyebabkan rasa bimbang bagi petani yang akan memulai masa tanam palawija. Sedangkan di kabupaten Bantul ada sekitar 4500 Ha yang semestinya akan memulai masa tanam palawija. Adanya curah hujan yang lebat tersebut petani menjadi khawatir akan mengganggu pertumbuhan palawija, karena tanaman tersebut juga kurang cocok dengan air yang berlebih.
  • Memang diakui bahwa terjadinya beberapa kali hujan dapat pula berampak positif dalam hal menekan hama ulat. Namun mengingat sekarang sedang terdapat tanaman tembakau dan bawang merah tersebut dikhawatirkan dampak negatifnya akan lebih besar.
  • Sedangkan terkait dengan badai Siklon yang diprediksi akan menyebabkan kemarau panjang dampaknya belum bisa diperhitungkan saat ini. Apalagi yang terjadi saat ini justru sering terjadinya curah hujan pada mendekati pertengahan musim kemarau.
  • Menghadapi perkembangan iklim seperti sekarang, Ka. DIPERTAHUT Bantul menghimbau kepada para petani :
  1. Para petani agar mengacu pada pola tanam yang ada di masing-masing lokasi/bulak. Bagi yang sesuai jadwal saat ini harus menanam padi atau palawija dan/atau sayuran sebaiknya tetap mengacu pola tanam tersebut. Sebab tidak ada analisa perubahan iklim yang cukup untuk menjadi dasar merubah pola tanam.
  2. Guna meminimalkan dampak negatif pada tanaman tembakau dan bawang merah, petani disarankan membuat got-got diantara lajur tanaman dengan ukuran lebih dalam.
  3. Sedangkan bagi petani yang menanam palawija dihimbau untuk membuat saluran drainase di setiap petak sawah.

Bantul, 24 Juli 2009
Ka. DIPERTAHUT Bantul

Ir. Edy Suhariyanta, MMA