Kamis, 10 September 2009

Tiap Tahun Tikus Timbulkan Kerugian Petani Argosari

Tiap Tahun Timbulkan Kerugian Petani Argosari
2314 Ekor Tikus Dibantai dalam Gropyokan

* Dalam periode tiga minggu terakhir sebanyak 2314 ekor tikus berhasil dibantai di Bulak Gubug Argosari Kecamatan Sedayu. Pembantaian dilakukan dalam kegiatan Gropyokan tiap dua hari sekali, sejak tanggal 18 Agustus - 9 Spetember 2009. Yaitu sejak tanaman padi di Bulak Gubug dipanen. Gropyokan dilakukan sambil menunggu sama tanam padi berikutnya.
* Hama tikus telah menjadi ancaman endemi di wilayah Argosari dan sekitarnya. Populasi tikus di daerah tersebut memang cukup sulit diatasi karena adanya jalur rel kereta api sepanjang 1500 m dan gundukan-gundukan tanah di tengah sawah. Upaya gropyokan juga mengalami hambatan karena adanya jalur rel kereta api tersebut, sebab setiap tikus lari bersembunyi di lubang pada tanggul rel kereta api para petani tidak berani lagi membongkar liang persembunyian tikus. Sehingga jalur rel kereta api tersebut telah menjadi sarang tikus terpanjang di Bantul.
* Sedangkan gundukan-dundukan di tengah sawah (menyerupai tanah tegalan) juga menjadi hambatan gropyokan karena ternyata pemiliknya adalah orang-orang bukan penduduk asli.
* Gropyokan tikus di kelompok tani Gubug melibatkan sekitar 30 orang anggota kelompok tani dibantu oleh tenaga teknis dari BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura) DIY. Gropyokan menjadi metode pengendalian hama tikus yang dinilai cukup efektif karena para petani langsung bisa memastikan bahwa tikus tersebut telah mati. Sedangkan metode lain seperti pemasangan umpan (klerat) dan metode pengasapan menggunakan karbid ataupun belerang hasilnya tidak bisa dipastikan. Karena petani tidak bisa tahu apakah tikus-tikus tersebut telah benar-benar mati atau tidak.
* Yang memprihatinkan adalah bahwa serangan hama tikus sepertinya tidak mereda dari tahun ke tahun sekalipun telah dilakukan gropyokan pada saat lahan bero (tidak ada tanamannya). Gerakan gropyokan memang hanya bisa dilakukan ketika lahan sedang bero agar tidak merusak tanaman yang ada.
* Memang benar bahwa serangan hama tikus di Argosari tidak sampai menyebabkan tanaman puso (gagal panen), namun tingkat serangannya dari musin ke musim tidak kurang dari 10%. Sehingga kerugian yang ditimbulkan adalah per hektarnya sekitar 0,7 ton gabah kering panen (GKP) atau senilai Rp. 1.580.000,- per hektarnya sehingga untuk wilayah Argosari saja yang luas tanaman padinya 250 Ha akan menimbulkan kerugian sebesar Rp. 295.400.000,- per musim panen.
* Dinas Pertahut Kabupaten Bantul sangat menghargai dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kelompok tani Gubug Argosari yang secara swakarsa telah melakukan gropyokan tikus.


Bantul, 10 September 2009
Regards
Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar