Sabtu, 25 Juli 2009

BANTUL SANGAT MEMERLUKAN HUTAN BAKAU

Hari ini dilakukan penanaman 5000 batang

  • Hari ini Senin (27/7) / besok lusa diagendakan dilakukan penanaman hutan bakau di pantai Tirtohargo Kretek. Penanaman sebanyak 5000 batang yang diprakarsai oleh PMI Bantul dan Dipertahut Bantul tersebut dimaksudkan untuk menahan abrasi laut Selatan dan untuk antisipasi kemungkinan terjadinya tsunami.
  • penanaman hutan bakau hari ini akan dipusatkan di pantai Baros desa Tirtohargo Kretek, yakni pada lokasi muara sungai Opak yang selama ini sering berubah-ubah letak. Setelah dicermati oleh Dipertahut Bantul dilokasi tersebut ternyata terdapat sekitar 20 Ha lahan-lahan pesisir yang apabila air laut pasang lahan tersebut tergenang air. Bahkan lahan tersebut dengan laut selatan saat ini hanya dipisahkan oleh gundukan pasir yang memanjang dari timur ke barat yang setiap hari gundukan pasir tersebut makin berkerang oleh abrasi laut (gerusan ombak laut selatan).
  • Dikhawatirkan apabila gundukan pasir tersebut habis maka areal seluas 20 Ha tersebut akan berubah menjadi laut. Oleh karenanya sangat diperlukan hutan bakau yang lebat guna memperkuat struktur tanah agar tidak mudah tergerus ombak, sekaligus akan menjadi penghalang/pematah jika sewaktu-waktu terjadi bencana tsunami.
  • Penanaman 5000 batang pohon bakau kali ini memanfaatkan bantuan dari PMI negara Jerman. Namun bibit sebanyak itu hanya akan mencukupi sekitar 15% lokasi yang dinilai rawan oleh abrasi maupun sering berpindahnya muara sungai. Penanaman kali ini juga belum menjangkau gundukan pasir yang selama ini menjadi pembatas antara lahan 20 Ha tersebut dengan laut. Tanaman bakau yang ditanam hari ini bibitnya seluruhnya diambil dari Jepara Jawa Tengah.
  • Dipertahut Bantul mengakui bahwa penemuan lokasi yang sangat memerlukan hutan bakau di wilayah BAntul tersebut sebagai temuan yang belum lama didapatkan. Selama ini berbagai pihak menilai bahwa wilayah pantai kabupaten BAntul tidak cocok dan tidak memerlukan hutan bakau.
Bantul, 25 Juli 2009
Ka. DIPERTAHUT Bantul

Ir. Edy Suhariyanta, MMA

Jumat, 24 Juli 2009

IKLIM MAKIN SULIT DITEBAK.

Dikhawatirkan Merugikan Sektor Pertanian

  • Petani di wilayah Kretek, Bambanglipuro dan Pajangan Bantul hari Jumat (24/7) terkejut dengan turunnya hujan yang cukup lebat. Padahal saat ini sudah memasuki bulan kedua musim kemarau. Curah hujan tersebut dikhawatirkan akan membahayakan tanaman bawang merah dan tembakau yang saat ini rata-rata umur satu bulan di Bantul.
  • Pada bulan Mei hingga Juni lalu cuaca sudah dirasakan tidak normal ketika memasuki musim kemarau ternyata masih terjadi hujan, bahkan periode tersebut mencapai 30 hari (sebulan). Pada saat itu sejumlah petani di Bantul ada yang merasa ragu-ragu, terutama pada lahan-lahan yang pengairannya kurang, yakni apakah curah hujan tersebut cukup untuk melakukan budidaya/usaha tani padi ataukah tidak.
  • Ketika saat ini sering terjadi gerimis dan bahkan terjadi curah hujan agak lebat mengakibatkan spekulasi dan dampak yang sulit diduga, antara lain :
  1. Kekhawatiran terhadap kondisi tanaman bawang merah dan tembakau yang berumur 2-4 minggu. Sebagaimana dimaklumi saat ini di Bantul terdapat tanaman tembakau seluas 440 Ha dan tanaman bawang merah seluas 700 Ha. Kedua jenis tanaman tersebut adalah tipe tanaman yang sangat tidak cocok dengan curah hujan tinggi. Apabila curah hujan sebagaimana terjadi kemarin akan terjadi berulang kali pada waktu yang akan datang dan dengan curah hujan yang lebih tinggi maka dikhawatirkan akan mengganggu kondisi kedua tanaman tersebut. Karena akar tanaman temabakau dan bawang merah jika tanahnya terlalu basah menyebabkan tanaman akan layu.
  2. Hujan yang agak lebat sekarang ini menyebabkan rasa bimbang bagi petani yang akan memulai masa tanam palawija. Sedangkan di kabupaten Bantul ada sekitar 4500 Ha yang semestinya akan memulai masa tanam palawija. Adanya curah hujan yang lebat tersebut petani menjadi khawatir akan mengganggu pertumbuhan palawija, karena tanaman tersebut juga kurang cocok dengan air yang berlebih.
  • Memang diakui bahwa terjadinya beberapa kali hujan dapat pula berampak positif dalam hal menekan hama ulat. Namun mengingat sekarang sedang terdapat tanaman tembakau dan bawang merah tersebut dikhawatirkan dampak negatifnya akan lebih besar.
  • Sedangkan terkait dengan badai Siklon yang diprediksi akan menyebabkan kemarau panjang dampaknya belum bisa diperhitungkan saat ini. Apalagi yang terjadi saat ini justru sering terjadinya curah hujan pada mendekati pertengahan musim kemarau.
  • Menghadapi perkembangan iklim seperti sekarang, Ka. DIPERTAHUT Bantul menghimbau kepada para petani :
  1. Para petani agar mengacu pada pola tanam yang ada di masing-masing lokasi/bulak. Bagi yang sesuai jadwal saat ini harus menanam padi atau palawija dan/atau sayuran sebaiknya tetap mengacu pola tanam tersebut. Sebab tidak ada analisa perubahan iklim yang cukup untuk menjadi dasar merubah pola tanam.
  2. Guna meminimalkan dampak negatif pada tanaman tembakau dan bawang merah, petani disarankan membuat got-got diantara lajur tanaman dengan ukuran lebih dalam.
  3. Sedangkan bagi petani yang menanam palawija dihimbau untuk membuat saluran drainase di setiap petak sawah.

Bantul, 24 Juli 2009
Ka. DIPERTAHUT Bantul

Ir. Edy Suhariyanta, MMA